Bonobo ternyata juga memiliki sensitifitas dan tahu cara menghibur individu lain, seperti halnya manusia. Hal tersebut terungkap dalam hasil riset peneliti Yerkes National Primate Research Center, Emory University, yang dipublikasikan di jurnal PLoS ONE. Zanna clays Ph.D. yang memimpin studi ini dan rekannya melakukan penelitian pada bonobo berusia 3-7 tahun di Taman Nasional Lola ya Bonobo di Kongo. Bonobo usia 3-7 tahun setara dengan anak-anak TK.
Berdasarkan hasil penelitian, Clay menuturkan, "Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa untuk bonobo, kepekaan terhadap emosi individu lain muncul di usia dini dan tidak membutuhkan proses berpikir yang berkembang saat dewasa."
Sensitifitas pada bonobo bisa dijumpai lewat perilaku menghibur atau melerai. Sifat ini, selain pada manusia dan bonobo, juga dijumpaim pada simpanse, anjing, gajah dan beberapa jenis burung. Belum ada monyet yang terbukti memiliki sifat ini.
Perilaku menghibur ini ditunjukkan lewat pelukan, mendandani maupun aktivitas seksual. Lewat perilaku ini, individu bonobo beruapa menurunkan tekanan pada individu yang dihibur. Berkurangnya tekanan ditunjukkan lewat berkurangnya individu bonobo tertentu menggaruk-garuk dirinya.
Di Lola ya Bonobo, aktivitas melerai atau menghibur ditunjukkan lewat adanya individu yang melerai individu lain yang terlibat konflik. Dalam beberapa bulan di Lola ya Bonobo, peneliti mengobservasi 350 konflik, berupa saling pukul, saling dorong dan lainnya.
Peneliti menemukan, bonobo yang dibesarkan dengan baik oleh induknya memiliki sensitifitas lebih tinggi. Di Lola ya Bonobo, sebagian besar bonobo adalah yatim piatu karena orang tuanya dibunuh atau diambil sebagai hewan peliharaan. Clays seperti dikutip Physorg, mengatakan, "Kami menemukan hubungan erat pertemanan dan kekeluargaan, dimana bonobo cenderung menenangkan mereka yang secara emosional dekat.
0 komentar:
Posting Komentar