Awal Januari 2013 ini, bibit badai atau siklon tropis mulai tumbuh di selatan khatulistiwa. Pola terjadinya siklon tropis di selatan khatulistiwa terlambat karena biasanya mulai tumbuh sekitar November.
"Terjadinya siklon diawali adanya sistem tekanan rendah dengan suhu yang tinggi. Pusat tekanan rendah saat ini ada di Samudra Hindia sebelah selatan Lampung. Hal itu di antaranya menyebabkan daerah belokan angin di sekitar Bali dan Nusa Tenggara Barat," kata Kepala Subbidang Siklon Tropis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Fachri Radjab, Rabu (2/1/2013) di Jakarta.
Menurut Fachri, intensitas dari pusat tekanan rendah di selatan Lampung itu belum berpotensi meningkat menuju badai atau siklon tropis. Pengaruhnya saat ini baru menimbulkan belokan angin di Bali dan Nusa Tenggara Barat. Dampaknya adalah potensi hujan sedang hingga lebat di daerah tersebut.
Badai tropis Mitchell, yang beberapa waktu lalu muncul di selatan khatulistiwa, meluruh pada awal pekan ini. Pada akhir Desember 2012 terjadi siklon tropis Wukong di utara khatulistiwa.
Sebelumnya, akhir November 2012 ada siklon tropis Bopha. Kedua badai itu menjadi anomali siklon tropis yang berlangsung di utara khatulistiwa, melampaui waktu normalnya.
Kepala Pusat Perubahan Iklim dan Kualitas Udara BMKG Edvin Aldrian mengatakan, perubahan siklon tropis dari utara ke selatan khatulistiwa berpengaruh pada dampak seruak dingin (cold surge) daratan Asia di Indonesia.
Saat berada di utara khatulistiwa, siklon tropis akan menetralkan seruak dingin sehingga dampaknya tidak terasa di Indonesia. Kini keberadaan siklon tropis di selatan khatulistiwa meningkatkan dampak seruak dingin sehingga curah hujan di Indonesia makin meningkat.
"Pemantauan di Laut China Selatan belum menampakkan tanda-tanda cold surge," kata Edvin. Menurutnya, indikator cold surge di Laut China Selatan berupa awan yang mengarah ke selatan.
0 komentar:
Posting Komentar