Menteri Perumahan Rakyat, Djan Faridz mengakui lokasi perumahan yang disediakan untuk rumah wartawan terlalu jauh lokasinya. Awalnya rumah wartawan akan dibangun di Bojong, Depok, lalu dipindahkan ke Parung Panjang.
Dalam program rumah wartawan, pemerintah menunjuk Perumnas sebagai pengembang dan memberi lokasi di Parung Panjang. Namun pada akhir Djan Faridz mengaku kalau banyak wartawan yang mengundurkan diri. "Tenyata lokasinya kejauhan, wartawannya kabur semua" ujar Djan di Kantor Kementerian Perumahan Rakyat.
Sang pengembang Perumnas memberikan lahan di Parung Panjang, sebab izin kepemilikan tanah pada saat di Bojong Depok bermasalah. Djan Faridz pun menampung aspirasi wartawan yang mengaku keberatan dengan lokasi Parung Panjang.
"Wartawan bilang terlalu jauh kalau bisa di dekat-dekat Dpok, karena awalnya kan memang di dekat-dekat sana, tapi ternyata berubah semua," ungkap Djan Faridz.
Seperti diberitakan sebelumnya, berdasakan perhitungan Kemenpera, biaya untuk pembelian tanah yang diperlukan adalah Rp 10 juta. Harga bangunan rumah sekitar Rp 25 juta dan sedikit keuntungan untuk pengembang.
"Rumah untuk wartawan ini harganya Rp 45 juta dengan cicilan sekitar Rp 300.000 hingga Rp Rp 400.000. Tentunya cicilan rumah ini lebih rendah daripada mencicil motor sehingga tidak memberatkan," ujarnya.
Untuk dapat memperoleh rumah ini, Menpera Djan Faridz menerangkan, pihaknya akan berusaha memberikan beberapa kemudahan. Pertama, besar uang muka diusahakan maksimal 10 persen dari harga rumah. Kedua, apabila para wartawan sudah di cover oleh Jamsostek diharapkan Jamsostek bisa ikut membantu penyediaan uang muka tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar