Setelah stop ekspor karena produknya ditolak Tiongkok, kini eksportir sarang burung walet bisa bernafas lega. Pasalnya, lobi yang dilakukan Menteri Perdagangan Gita Wirjawan Maret lalu membuahkan hasil, Tiongkok mau menerima sarang walet Indonesia.
"Saat kita berkunjung ke Beijing Maret lalu kita membahas masalah ini. Mereka sangat kooperatif sehingga tugas kita tinggal menyelesaikan teknis dan administrasinya. Nah sudah rampung mereka bisa melakukan verifikasi," tutur Gita Wirjawan, Menteri Perdagangan. Usaha agar bisa ekspor kembali bukan tanpa alasan. Saat ini potensi ekspor sarang burung walet di Tiongkok luar biasa. Diperkirakan potensinya sebesar 1 miliar dollar AS atau sekitar Rp 9,5 triliun.
Gita mempunyai keyakinan prospek ekspor sarang burung walet ke Tiongkok lebih bagus dibandingkan negara manapun termasuk Malaysia. Ini berkaitan dengan banyaknya sarang burung walet di masing-masing wilayah serta kapasitas produksi yang ada.
"Produksi kita jauh lebih besar dari negara manapun. Hasilnya bisa diperoleh dari Jawa, Kalimantan dan pulau lain yang jauh lebih besar," kata Gita. Seperti diketahui pemerintah Tiongkok, menutup keran ekspor karena produk Malaysia dan Indonesia disinyalir membawa gangguan kesehatan. Penutupan pintu ekspor berpengaruh terhadap neraca perdagangan Indonesia.
0 komentar:
Posting Komentar