Pengamat politik Sukardi Rinakit menilai, Partai Gerindra dan Partai Nasdem berpeluang besar mendapatkan keuntungan dari karut-marutnya internal partai Demokrat. "Partai Demokrat ribut terus, soal Anas, Hambalang, ucapan Sultan Batoegana terhadap Gus dur dan banyak lagi. Itu menurunkan popularitas partai, dan condong pendukungnnya lari ke Gerindra dan Nasdem," ujarnya, dalam Rapat Koordinasi dan Pelatihan Badan Komunikasi Partai Gerindra dengan tim DPD Komunikasi Partai Gerindra, di Hotel Century, Jakarta Pusat.
Sukardi memprediksi, Partai Gerindra akan mampu mendapatkan suara lebih dari 22 persen pada pemilu legislatif 2014, jika mampu memanfaatkan momentum kisruhnya partai Demokrat. Perolehan suara ini dapat bertambah, jika Gerindra mampu mengaet partai partai non parlemen untuk bergabung. "Analisa saya Golkar dan PDIP persentasi suaranya akan stagnan pada angka 20 persen, Demokrat dan PKS diangka 7 persen hingga 10 persen, Nasdem 5 persen. Sisanya ada pada angka parlemen parliamentary threshold," ujarnya.
Berkaca pada analisa itu, Rinakit yakin Partai Gerindra akan mampu mengusung calon presiden tanpa harus koalisi dengan partai lain. Menurut Rinakit, calon presiden dari partai Gerindra, Prabowo Subianto, termasuk yang diuntungkan dari sisi "ketidaktegasan" pendiri Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), sebagai presiden.
Prabowo menjadi salah satu tokoh, dari empat tokoh yang menurut masyarakat memiliki karakter yang kuat dan tegas. Ketiga tokoh lainnya yakni Jusuf Kalla, Mahfud MD, dan Megawati Soekarnoputri. Rinakit mengingatkan sifat masyarakat Indonesia adalah mudah lupa, mudah kasihan dan mudah bosan.
Pilpres 2014 nantinya, lanjut Rinakit, masyarakat sudah bosan dan mencari karakter yang berlawanan dengan karakter presiden saat ini. "Tokoh-tokoh ini dinilai masyarakat memiliki sikap tegas, sikap yang dinilai masyarakat kurang dimiliki SBY. Masyarakat sudah bosan dengan ketidaktegasan SBY memimpin," ujarnya.
0 komentar:
Posting Komentar